Monday, July 20, 2009

Fermentasi dengan Probiotik

Peningkatan produksi ternak ruminansia memerlukan penyediaan jumlah pakan dalam jumlah besar, terutama pakan berserat kasar (roughage) yang murah.

Perluasan areal untuk penanaman pakan ternak akan semakin terbatas, terutama pada daerah padat penduduk. Disamping itu penanaman pakan ternak menghadapi beberapa kendala yaitu :
•Memerlukan investasi lahan yang mahal
•Pemeliharaan tanaman yang tidak murah
•Pengangkutan hijauan dari lokasi ke Farm yang kontinyu (tiap hari)
•Hasil panen yang fluktuatif (tergantung musim)
•Penyimpanan yang juga mahal (dalam bentuk silase).

Hasil intensifikasi tanaman pangan tidak menghasilkan pangan yang lebih banyak, tetapi juga menghasilkan limbah berserat yang melimpah sehingga integrasi antara tanaman pangan dengan ternak merupakan suatu alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan yang murah.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas limbah pertanian, baik dengan cara fisik, kimia maupun biologis. Tetapi cara-cara tersebut biasanya disamping mahal, juga hasilnya kurang memuaskan. Dengan cara fisik misalnya, memerlukan investasi yang mahal; secara kimiawi meninggalkan residu yang mempunyai efek buruk sedangkan dengan cara biologis memerlukan peralatan yang mahal (harus anaerob) dan hasilnya kurang disukai ternak (bau amonia yang menyengat).
Salah cara yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak adalah fermentasi dengan Probiotik

Fermentasi Jerami Padi

Proses fermentasi Jerami Padi memerlukan lokasi yang ternaungi beralas tanah. Fermentasi jerami padi dimaksudkan untuk memanfaatkan hasil samping usaha pertanian padi dan meningkatkan kualitas jerami padi agar dapat dijadikan sebagai sumber pakan berserat ternak rumiansia.
Proses Fermentasi Jerami Padi :
1.Jerami ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 30cm pada lokasi ternaungi beralas tanah
2.Diatas tumpukan tersebut ditaburi Probiotik dengan dosis 0,6% dari berat tumpukan
3.Diatas tumpukan pertama diberi lagi jerami dengan tinggi tumpukan dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 30cm serta diberi kembali Probiotik StarbiO dengan dosis 0,6% dari berat tumpukan
4.Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter)
5.Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan penyiraman tetes tebu sebanyak 4 liter/ton jerami dan penyiraman air untuk memberi kadar air tumpukan minimal sebesar 60% (kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba fermentor)
6.Bila memungkinkan, lakukan penutupan dengan karung plastik untuk meratakan proses fermentasi
7.Biarkan terjadi proses fermentasi selama 9 – 12 hari
8.Setelah 9 – 12 hari, tumpukan dibongkar dan siap diberikan sebagai pakan ternak atau disimpan sebagai persediaan pakan berserat

Pelepah dan Daun Kelapa Sawit

Pelepah dan Daun KelapaSawit dapat dijadikan sebagai pakan berserat ternak ruminansia dengan cara dichopper terlebih dahulu dan dilayukan selama satu malam

Lumpur Sawit
Lumpur sawit dapat dijadikan sebagai pengganti bekatul sampai 80% dengan cara melakukan pengeringan lumpur sawit dan digiling menjadi tepung

Fermentasi Kulit Buah Cokelat
Tanaman Cacao (cokelat) akan menghasilkan :
1.Biji Cacao
2.Kulit Biji Cacao
3.Kulit Buah Cacao

Cacao Pod segar ( kadar air ± 85 % ) diturunkan kadar airnya sampai ± 70% dengan cara dikeringkan sinar matahari selama 6 jam penyinaran. Cacao Pod difermentasi dengan 3 kg Probiotik dan 6 kg tetes tebu/ton Cacao Pod selama 2 minggu. Setelah dua minggu dibongkar, dikeringkan dan digiling dengan lobang saringan 50 mm.
Tujuan Fermentasi dengan Probiotik adalah untuk menaikan daya cerna, Palatabilitas dan penyerapan nutrisi cacao pod. Disamping itu, fermentasi cacao pod dengan Probiotik juga untuk meredam efek buruk racun theobromine yang pada cacao pod.

Kendala apabila kulit buah cokelat digunakan sebagai bahan pakan ternak adalah adanya racun theobromine (3,7 dimethylxan- tine) yang telah terbukti pada penelitian sebelumnya pada unggas (Wong et. al., 1986) menunjukkan bahwa konsumsi theobromine pada unggas ternyata mengganggu pertumbuhan, menurunkan produksi telur, terjadi lesi pada usus halus dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Diduga, menurunnya kecernaan bahan kering, protein kasar maupun energi termetabolis yang sejalan dengan kenaikan pemakaian kulit buah cokelat dalam ransum karena adanya racun theobromine tersebut.
Fermentasi dilakukan untuk selain untuk menghilangkan efek theobromine, juga diharapkan dapat menyederhakan ikatan struktur kompleks pada kulit buah cokelat sehingga nutrisi yang terikat dapat tersedia untuk dapat diserap ternak ruminansia dan meningkatkan kesukaan ternak pada kulit buah cokelat.

Fermentasi Ampas Tebu
Proses fermentasi ampas tebu, prinsipnya sama dengan fermentasi jerami. Hanya karena ampas tebu kandungan Ligninnya tinggi (+ 19,7%), Proteinnya rendah (+ 2%) dan Total Digestible Nutrientnya (TDN) juga rendah (+ 28%)
Dibandingkan jerami padi, maka perlu perlakuan khusus agar :
1.Lignin dapat diurai menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga bermanfaat dan dapat meningkatkan nilai tukar kation pada pakan.
2.TDN dan proteinnya dapat meningkat sehingga memenuhi syarat sebagai pakan ternak ruminansia.

Keunggulan ampas tebu dibanding jerami padi adalah rendahnya kandungan silica. Kesulitan pada fermentasi ampas tebu apabila kita menggunakan ampas tebu yang sudah dimampatkan, kadang-kadang sulit untuk diurai, tetapi kalau kita menggunakan ampas tebu yang belum dimampatkan, angkutan ke lokasi menjadi tidak ekonomis. Ampas tebu di tumpuk dengan ketebalan  30 cm pada tempat yang teduh (tidak kehujanan dan kena sinar matahari langsung). Diatasnya disebarkan probiotik, tetes, TSP dan ZA dengan perbandingan, setiap ton ampas tebu membutuhkan 10 Kg probiotik, 6 liter tetes tebu, 2 Kg TSP dan 2 Kg ZA.
•Probiotik untuk mengurai lignin dan selulosa agar dapat dijadikan sumber energi/menaikkan TDN.
•TSP sebagai sumber Phosphor.
•ZA sebagai sumber Sulphur.
•Nitrogen untuk menstimulir mikroba pengurai pada Probiotik agar lebih aktif.

Untuk mempercepat proses penguraian, selain disiram dengan air (sampai kadar air 60 %) dapat pula diberi campuran tetes/molases (untuk menyediakan Realy Avaliable Carbohydrate – agar fermentasi berjalan lebih cepat)

sumber: ternak-sapi@yahoogroups.com

No comments: