Sunday, May 30, 2010

PERILAKU SAPI YANG PERLU DIFAHAMI



1. Psikologi Sapi


Sapi hanyalah Binatang untuk di Pelihara kemudian di Potong dan di Makan, itu adalah sangat Betul. Sapi bukanlah mahluk atau benda yang tak BERPERASAAN, sapi sangat berperasaan dan sangat berpikiran. Itulah sebabnya cara kita se-hari2 dalam menanganinya secara individu, memberi makan serta memeliharanya secara menyeluruh, akan memberikan hasil sifat dan perilaku sapi yang berbeda-beda. Semakin banyak kita mempelajari dan memahami setiap perilaku serta apa yang mendasari perilaku sapi tersebut, kita akan mampu menanganinya dengan jauh lebih baik.

Sapi adalah binatang yang cerdas, selalu ingin tahu, tidak hanya menggunakan instingnya tapi juga pikiran dan perasaannya dalam menghadapi dan mengatasi keadaan yg dihadapinya. Mereka mempunyai daya ingat yang sangat baik, serta kemampuan beradaptasi yang memadai. Dengan memanfaatkan kelebihan tersebut, sapi sangat bisa di latih dan dibiasakan dengan keadaan yg anda inginkan. Perlakukan Sapi secara konsisten, maka mereka akan mengerti apa yang anda inginkan, sebaliknya anda pun akan mengerti apa yang mereka inginkan, sehingga hubungan timbal balik yang harmonis bisa tercipta.

Jika kita lihat di Indonesia bagian Timur tepatnya di Kupang yang pernah penulis lihat dan pelajari. Adalah hal yang biasa jika kita melihat beberapa puluh ekor sapi yg tidak di cucuk hidungnya bahkan tidak di ikat lehernya (sebut Sapi Lepasan), di gembala hanya oleh satu orang dan tidak jarang oleh seorang nenek tua, dengan melakukan perjalanan yang sangat jauh menuju padang rumput luas yang banyak terdapat disana. Begitu juga di daerah lain dan di negara lain hal yang sama sering saya lihat.


Jika di simak dengan lebih teliti, si penggembala selalu dengan sangat konsisten berwibawa dan tegas, menggunakan gerakan yang sama, tekanan suara yang sama saat memberikan suatu perintah atau permintaan, dan puluhan sapi dengan patuhnya mengikuti perintah si Penggembala, bagaikan sepasukan tentara yang dengan taat mengikuti perintah sang Komandan.


Demikian juga jika kita simak para petani yang menggunakan sapi untuk membajak sawahnya, para kusir gerobak sapi di beberapa daerah, mereka tidak menggunakan tali kendali, tapi betul2 hanya menggunakan perintah melalui suara aba-aba dan gerakan tertentu.

Sapi menggunakan insting dan pikiran untuk menghadapi keadaan sehari-harinya, seperti dalam mencari rumput, mencari sumber air mencari jalan pulang, melindungi anaknya, dalam menghadapi ancaman binatang pemangsa, dll.


Sapi bisa tahu dimana sumber air minum berada, namun dia tidak akan mengerti bahwa untuk menuju ke tempat minum yang ada di luar pagar kandangnya, dia harus keluar pagar melalui pintu gerbang dan berputar mengitarinya terlebih dahulu. Insting dan pikirannya akan mengarahkannya untuk berusaha langsung menuju ke sumber air tersebut, sehingga sering tidak berhasil. Namun sekali dia kita latih untuk menuju sumber air melalui jalan yang kita kehendaki, maka dia akan mengngingatnya dan akan selalu melakukannya lagi dengan sangat benar saat menuju tempat minumnya.


Ada sapi yang lebih pintar dari yang lain, ada yang lebih jinak ada juga yang lebih liar dan selalu waspada. Namun semua jenis perilaku itu akan mudah untuk dilatihnya, jika anda secara konsisten menunjukan bahwa “Anda bukan musuh mereka dan tidak akan membahayakan mereka, dan jika mereka menuruti apa perintah serta menuruti rutinitas yang anda kehendaki mereka tidak akan merasa disakiti dan selalu di untungkan”.


Sekali Sapi merasa di sakiti, maka dia akan mengingatnya dengan sangat baik, di lain waktu jika dia “akan” menghadapi situasi yang sama, maka dia akan melakukan reaksi perlawanan untuk membela diri. Sapi yang sejak kecil ditangani dengan halus dan konsisten akan berperilaku jauh lebih kalm/jinak atau “gentle”, dan penurut, dibanding dengan yang di tangani secara kasar secara terus menerus.


Ada yang mengatakan “melihat perilaku anda yang sebenarnya cukup dengan melihat sapi-sapi anda”, peribahasa ini sangatlah benar adanya, anda bisa dan boleh berlagak garang-sangar-model pereman pasar atau sebaliknya anda ingin dinilai halus, penyayang dan penyabar, tapi perilaku sapi yang anda pelihara akan menunjukan siapa dan bagaimana sebenarnya perilaku anda yang asli.

Beberapa landasan keadaan psikologis dan fisik sapi yang perlu di fahami dengan baik:

  1. Fahami reaksi beladirinya (survival response). Sapi dalam evolusi kehidupannya selalu menjadi binatang yang DIMANGSA (prey animal). Dengan mengandalkan indera Penciuman, Penglihatan mereka mendeteksi adanya bahaya dari binatang Pemangsa, kemudian melakukan reaksi/respon dengan cara melarikan diri. Jika sudah merasa terpepet maka dia akan menyerang , walaupun hal ini sangat jarang terjadi

  1. Mereka selalu takut dan hawatir terhadap segala sesuatu yang baru dan belum mereka fahami betul.—ini merupakan dasar psikologis bela diri mereka. Mereka baru akan merasa lebih tenang setelah memahami, bahwa sesuatu yang baru tsb tidak mengancam keselamatan dirinya. Dilingkungan peternakan sesuatu itu bisa berupa, adanya orang baru yang mendekatinya, adanya jemuran kain yg berwarna mencolok di sekitar peternakan, adanya suara radio dengan lagu dangdut dll. Hal-hal baru tersebut biasanya tidak disadari oleh para peternak, yang terlihat hanyalah sapi mereka berperilaku lain dari biasanya, bisa berupa tidak mau segera makan, berkumpul di suatu sudut kandang, atau menjadi tidak penurut dll. Berhati-hatilah dan waspadai adanya sesuatu yang baru yang akan membuat meraka takut. Sapi yang berperilaku kalm, dia akan melihat dan menatap sesuatu yang baru dan mereka takuti, ini dapat memberikan petunjuk pada diri anda di arah mana dan apa yang membuat mereka hawatir atau takut. Sedangkan sapi yang lebih liar, dia akan secara langsung bereaksi dengan melarikan diri dari sesuatu yang dia takuti.

  1. Indera pendengaran / kuping mereka sangat sensitif, jauh lebih sensitif dibanding dengan pendengaran kita sebagai manusia, terutama pada suara frekuesi tinggi.


  1. Kedua mata sapi terpisah berjauhan, sehingga masing2 matanya bisa melihat ke arah dua sudut yang berbeda. Letak kedua mata tersebut memungkinkan mereka dapat melihat kebelakang tanpa menoleh, sehingga mereka bisa tetap mewaspadai binatang pemangsa yang datang dari belakang saat merumput.

  1. Perkenalkan segala prosedur rutin secara perlahan sabar dan bertahap. Rahasia menangani sapi adalah mengenalkan dan melatih mereka terhadap cara kerja anda dalam merawat mereka, secara perlahan, sabar , bertahap, tanpa menggunakan kekasaran apalagi kekerasan, jangan sekali-kali menyakiti mereka saat pertama kali memperkenalkan pada prosedur baru apaun itu. Berjalanlah dengan langkah yang tetap disekitar mereka, jangan terlalu sering mengganggu mereka, agar mereka tidak merasa hawatir tetapi justru merasa aman dengan keberadaan anda disekitar mereka.

  1. Maksimumkan hubungan timbal balik antara anda dengan sapi. Anda tidak harus seperti Tarzan atau Dr Dolittle, dalam menjalin hubungan dengan binatang2 peliharaan anda, tapi kalau anda mampu itu sangatlah baik. Hubungan anda dengan sapi-sapi anda, pasti dapat di bina dan di kembangkan , karena sapi pada dasarnya adalah mahluk sosial juga seperti anda dan saya. Sapi dapat dan dengan senang hati menerima adanya TATANAN SOSIAL digerombolan atau di kelompoknya, mereka selalu tunduk dan hormat terhadap pimpinan dan sapi lain yang lebih tinggi rangkingnya didalam kelompoknya (ngedumel juga kali kaya kita kadang2). Jika selama ini semua tindakan yang anda lakukan terhadap mereka secara konsisten tidak pernah menyakiti dan jika mereka selalu mengikuti kemauan anda mereka juga selalu mendapatkan kesenangan / imbalan/ reward yang dapat berupa makan, minum atau ketentraman dan keamanan. Maka mereka akan tunduk dan hormat (respect) terhadap diri anda. Ditambah lagi dengan kekuatan anda untuk menDominasi mereka, maka mereka akan siap dan mudah anda kendalikan sesuai dengan kemauan anda.

  1. Amati dan fahami betul tatanan sosial di kelompok sapi-sapi anda. Jenjang tatanan ini merupakan landasan dasar mereka dalam berkelompok. Selalu ada satu Sapi yang mereka anggap Boss nya. Untuk melihat dan mencari sapi yang mana yang mereka anggap boss, adalah sangat mudah, perhatikan sapi mana yang berperilaku Paling Bossi (Bossiest), yang paling agresive dan ingin selalu nomor satu saat diberi makan atau saat mau minum, dan sapi-sapi lainnya akan minggir dan mengalah terhadap sapi tersebut. Setelah beberapa kali anda mengamati maka akan jelas dan pasti dalam menentukan yang mana TOP Sapi nya, dan dialah Boss Sapi di kelompoknya. Boss sapi tidak akan pernah bertarung untuk berebut posisi, karena dia tahu bahwa kelompoknya harus menghormatinya. Yang sering bertarung justru tingkatan dibawah dalam usahanya untuk menaikan rangkingnya, pertarungan serius yg paling sengit dan kadang membahayakan adalah pertarungan untuk memperebutkan posisi kedua setelah Boss Sapi. Boss Sapi mempunyai kemampuan mengontrol kelompoknya secara psikologis, tanpa harus melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau memaksa, perilaku ini sangat bisa diterima di kelompoknya. Anda harus mampu dan selalu berusaha meniru cara Boss Sapi melakukan kontrol terhadap kelompoknya, tidak berarti anda harus merangkak seperti sapi, yang saya maksud untuk ditiru adalah cara Boss Sapi melakukan Mind & Psi control terhadap kelompoknya, serious penuh wibawa, percaya diri, teguh dan tidak pernah ragu, tanpa memaksa ataupun menyakiti. Jika anda mampu bertindak dan berperilaku demikian terhadap sapi-sapi anda maka anda pasti dapat menguasai kelompok sapi anda. Tidaklah mengherankan apa yang pernah saya utarakan terdahulu bahwa, satu orang setua apapun dia, jenis kelaminnya apapun, postur tubuhnya bagaimanapun, mampu menggembala puluhan sapi dengan sangat mudahnya. Yang jelas saya perhatikan amati dan pelajari, saat mereka memberikan perintah sesuai dengan keinginannya, si Penggembala tersebut tidak pernah cengengesan, apalagi ragu – Ayo ke kanan ehh salah ke kiri, kesana eeeh salah kemari – hal seperti ini tidak pernah terjadi dan jangan sampai terjadi. Nada suaranya pun sangat konstan dan menggunakan perintah yang sama walaupun saya juga tidak mengerti apa dasar bahasa yang di pakainya, seperti Hop Reh untuk belok ke kanan, Hal untuk berhenti. Dur untuk mundur. Anehnya untuk setiap daerah bahkan untuk tiap gembala, mereka punya aba-aba tersendiri yang hanya bisa di mengerti oleh sapi mereka sendiri. Didaerah Subang saya pernah melihat dan mendengar aba-aba Ca-ca untuk belok kiri, Huuuu untuk belok kanan, Hessss untuk berhenti, dan macam-macam lainnya.

2. Penciuman


Setiap binatang mempunyai kelebihan dan ke unggulan masing-masing, terutama dalam upaya untuk membela diri dan bertahan hidup. Ada yang di karuniai kemampuan lebih guna mencari mangsa, ada juga yang mendapat karunia lebih guna mempertahankan diri dari serangan binatang pemangsa. Namun kedua karunia yang berlawanan tersebut selalu di barengi dengan kemampuan masing2 untuk mencari makan dan minum.


Sejak dahulu kala saya sangat mengagumi dan sungguh terpikat dengan “kemampuan lebih”, yang di miliki oleh tiap jenis binatang yang hidup di sekitar kita, terlebih lagi pada binatang-binatang liar yang hidup di alamnya masing-masing, mulai dari semut dan kutu air sampai gajah dan ikan paus, burung emprit dan albatros.


Tidak jarang sanak saudara teman dan sahabat, bahkan orang tua dan nenek kakek , sering menilai dan menyebut saya sebagai “Sinting, Edan, Gila, Nyentrik, Autis, dalaisegai”. Sebaliknya saya selalu menganggap mereka yang menilai tersebut (mohon maaf pada semuanya) sebagai orang yang “Sangat Aneh dan sangat merugi”, karena mereka tidak bisa melihat merasakan apalagi mengagumi Karunia Tuhan yang di berikan pada para binatang tersebut. Sangatlah mujur bagi kita sekarang ini , karena ada sekelompok orang yang mengagumi hal tersebut, kemudian mengabadikannya untuk selanjutnya di suguhkan kepada masyarakat diseluruh dunia, melalui program National Geography yang di tayangkan melalui televisi. Sehingga untuk mengetahui, menikmati dan mengagumi kelebihan yang di karuniakan pada binatang , anda tidak harus mendapat predikat-predikat tersebut diatas.

Sapi yang tergolong binatang Termangsa (prey), dia harus selalu mewaspadai keadaan lingkungan, dia selalu berusaha untuk mengetahui kehadiran binatang Pemangsa. Indera yang paling diandalkan untuk tujuan ini adalah indera PENCIUMNAN.


Melalui penciuman ini meraka dapat mengevaluasi keadaan di sekitarnya, mengenali kelompoknya, mengenali anaknya, bagi si anak untuk mengenali ibunya. Sapi sama persis dengan anda sebagai Manusia, yaitu menggunakan Hidung dan Mulut untuk Mencium. Hanya saja Sapi lebih bijak dalam menggunakan Mulutnya saat mencium, sehingga Penciumannya jauh lebih tajam atau sensitif dibanding anda.

Perhatikan saat Sapi menggunkan indera penciumannya guna mengamati lingkungannya:

  1. Mengangkat kepalanya atau menengadahkan kepalanya.
  2. Mulutnya terbuka
  3. Lidahnya rata lekat kebawah.
  4. Bibir atas melipat atau menggulung ke belakang
  5. Menghirup udara melalui mulutnya, sehingga udara yg di hisap tsb langsung mengarah ke bagian atas mulutnya yg di sebelah dalam (langit-langit mulut nya). Di langit-langit inilah letak organ indera penciuman kedua yang sangat sensitif, katanya organ tsb namanya Jacobson’s organ.

Untuk meneliti sesuatu yang dekat dengan dirinya Sapi hanya menggunakan hidungnya (mengendus). Itulah sebabnya mengapa anak sapi selalu menciumi badan ibunya sebelum menyusu, terutama jika dia pernah mengalami salah nyusu pada induk yg lainnya, kemudian di tendang atau di seruduk oleh induk yg lain tersebut. Sehingga anak sapi tersebut akan lebih hati-hati , selalu melakukan check & rechecking Demikian juga induk sapi, dia bisa memanggil anaknya dengan suaranya, dia bisa melihat anaknya dengan matanya, tetapi tetap harus menciumi badan anaknya sebelum menyusui nya.

Induk sapi sering membiarkan anaknya bermain atau merumput menjauhi dirinya, induknyapun sering meninggalkan anaknya untuk merumput atau sekedar berteduh di tempat lain. Namun jika kita amati dengan seksama, mereka selalu akan bertemu kembali di tempat terahir mereka berpisah. Atau arah dan tujuan yang pertama di datangi untuk saling mencari, selalu tempat terahir mereka berpisah tersebut. Jika tidak saling bertemu disitu, maka mereka masing2 akan mengendus-ngedus tanah dalam menelusuri jejak anaknya.

Penciuman juga merupakan alat yang sangat vital dalam bersosialisasi dengan kelompoknya. Sapi jantan dapat mengetahui adanya betina yang mulai birahi, sedang birahi atau paska birahi, melalui penciumannya.

Lalu apagunanya kita memahami masalah cium mencium Sapi ini ????.

Jawabannya Banyak sekali Boss !, Yang paling utama untuk mengelabui atau ngibulin Sapi.


Contohnya:

· Anak sapi yang masih menyusui mati karena asuatu alasan tertentu. Kulitnya anak sapi tersebut jangan di buang, Jika anda beli anak sapi lain, pakaikan atau kenakan , kulit anak sapi tersebut pada anak sapi yang baru. Dijamin induk si almarhum, akan tetap mau menyusuinya, setelah mencium kulit almarhum anaknya tersebut.

· Jangan menggunakan odor atau parfum baru saat menangani sapi, terutama yang sedang ngadat. Karena anda akan di kira orang atau mahluk lain yang tidak dia kenal, sehingga sapi tersebut akan lebih sulit ditanganinya. Misal saat menyuntikan vaksin, atau melakukan kawin suntik dll. Pergunakanlah pakean kerja /overall yang sama dan tidak perlu di cuci dahulu, untuk menangani sapi yang baru datang, sehingga mereka cepat mengenali anda.

. Lumurilah seluruh badan anda dengan kotoran anak sapi , baik yang padat maupun yang cair, maka anda segera mendapat fasilitas menyusu langsung dari putting induk sapi tersebut, tanpa adanya resistensi. Silahkan mencoba.


3. Bahasa Tubuh Sapi


Pernahkah anda di Seruduk tanduk Sapi, atau di sepak dan di injak-injak sapi ????

Bagi yang belum pernah silahkan segera mencobanya. Bagi yang pernah, mari kita ingat2 dengan seksama kejadiannya. Yang di ingat bukan bagaimana saat anda dirawat di rumah sakit, lalu bertemu dengan perawat cantik yang manis budi serta baik hati, sehingga anda tidak bersedia pulang walaupun sudah pulih seperti sediakala. Yang perlu kita ingat adalah beberapa saat sebelum kejadian penyerangan oleh si Sapi, apa dan bagaimana gerakan awal yang di lakukan Sapi tersebut. Kalau lupa atau tidak ingat, silahkan coba lagi kejadian yang pernah anda alami tersebut.

Anda sebetulnya mampu memprediksi gerakan (action) mereka, dengan membaca “Bahasa Tubuh Sapi”.

Sapi adalah binatang beleher panjang, bagian depan badannya lebih besar dan berat. Dengan sendirinya Sapi mengandalkan momen atau gaya gerak Kepala dan Lehernya, untuk menjaga keseimbangan berdirinya, serta untuk Menggerakkan Tubuhnya.


Dengan demikian sebelum memulai suatu gerakan, terutama yang banyak menggunakan tenaga dan moment, maka Tubuh Bagian Depan ini akan mengawali gerakan tersebut.

Berarti dengan mengamati gerakan awal pada tubuh sapi bagian depan, maka kita bisa mengetahui, gerakan apa dan bagaimana yang akan dia lakukan. Se simpel dan se-sederhana itulah yang di sebut “Bahasa Tubuh Sapi”

Beberapa Bahasa Tubuh Sapi yang mudah di fahami:

Saat bertatap muka dengan Sapi, perhatikan:

  1. Jika salah satu Pundaknya turun, maka dia akan berpaling ke arah Pundak yang menurun tersebut.
  2. Jika Kulit di bagian pundaknya Mengkerut, maka dia akan berpaling dengan sangat cepat kearah pundak yang kulitnya mengkerut tersebut, bahkan mungkin akan berputar ke arah tersebut.
  3. Jika posisi Kepala menunduk jauh di bawah pundak, dia siap menyerang dan menghajar anda yang sedang berada di depannya.
  4. Jika posisi Kepala rata, normal, dia tidak memperdulikan keberadaan anda sebagai suatu yang membahayakan dirinya, atau sedang mengevaluasi pendapat awalnya tadi (Bener nggak sih pendapatku tadi bahwa dia ok, nggak bahaya)
  5. Jika posisi Kepalanya diatas pundaknya, dia sedang ketakutan atau nervous
  6. Jika Matanya menatap tajam terus menerus, dia sudah berminat untuk menyerang anda, tinggal menunggu kapan munculnya alasan pemicu. Ini persis kelakuan anda saat sudah berdandan serapih dan se keren mungkin, bertemu dengan kenalan lama yang sudah lama sekali tak pernah berjumpa, anda ragu apakah dia masih ingat pada diri anda, sehingga mata anda terus mengikuti gerakan wajah dia, bibir siap tersenyum, hati berdebar-debar. Saat dia menoleh , tersenyum dan beradu pandang, maka serta merta andapun tersenyum lebar, emosi anda bergelegak gembira. Padahal dia menoleh dan tersenyum pada diri anda, karena heran , geli dan kasihan melihat anda. Jas, dasi, hem tangan panjang, sepatu, kaos kaki, ikat pinggang, warna dan modelnya sangat serasi dan sangat menaikan wibawa wajah anda. Sayang anda lupa mengenakan celana panjang, serta menyisir rambut.
  7. Jika Matanya bergerak gerak dengan cepat, dia sedang ketakutan atau nervous.
  8. Jika Matanya bergerak sangat perlahan, dia sedang mengevaluasi keberadaan anda, membahayakan dirinya atau tidak.
  9. Jika Matanya tidak memperhatikan dan melihat pada diri anda, berarti dia tidak memperdulikan keberadaan anda, yg berarti anda tidak dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan dirinya.
  10. Jika Pandangan dan badannya menghidar dan membelakangi anda saat anda hadir, berarti dia bersiap untuk melarikan diri, atau jika hanya membelakngi saja, berarti dia tidak memperdulikan keberadaan anda.
  11. Jika Kepalanya di gerak-gerakan seolah-olah menanduk angin, sambil menatap ke arah anda, dia sedang mengancam anda, jadi jangan dianggap dia sedang menghormati anda, jika anda memantatinya/membelakanginya, dalam hitungan detik anda akan melayang tinggi ke udara. Karena di seruduk dan di tanduk Sapi.

Merespon Bahasa Tubuh Sapi:

  1. Jika Sapi memberikan gerakan - Bahasa Tubuh yang mengancam. Diam di Tempat, tatap dan pelototin balik dengan penuh wibawa ( Seperti di Film OB saat Boss nya nyuruh Push Up, perhatikan wajah dan tatapan matanya). Namun jika anda berdiri terlalu dekat dengan sapi tersebut, sebaiknya anda mundur perlahan-lahan, jangan berbalik badan atau bergerak dengan cepat karena takut. Sapi akan bereaksi lebih ganas dan garang terhadap gerakan yang cepat dan mendadak, dan pasti akan menyerang yang bergerak tersebut, dalam hal ini tubuh anda yang akan di serang dengan sangat garang dan ganasnya.
  2. Membiasakan diri memegang stick, atau batang kayu/bambu di salah satu tangan anda, akan sangat membantu dalam berkomunikasi dengan Sapi. Batang kayu tidak hanya membuat Sapi menjadi ragu untuk menyerang anda, tapi disisi lain, anda juga akan merasa lebih tenang percaya diri. Kedua kombinasi perasaan ini, dengan sendirinya lebih menguntungkan dominasi anda. (Lain halnya kalau Sapi yg memegang Stick, maka anda yang akan menjadi penurutnya).
  3. Jika ternyata Sapi tersebut tetap menyerang, Berteriak lah dengan nada yang setinggi mungkin. Ingat pendengaran sapi sangat sensitip terhadap nada tinggi, sehingga teriakan tersebut diharapkan dapat membatalkan niat sapi tersebut untuk menyerang anda.
  4. Jika Sapi tetap terus menyerang anda, berarti anda belum mengasai Bahasa Tubuh Sapi, jika anda terluka dan harus dirawat maka anda mendapatkan kesempatan yang sangat baik untuk mengulangi lagi pelajaran ini di mulai dari Psikology Sapi.

Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan saat ber interaksi dengan sapi-sapi anda adalah:

Latihlah mereka, dengan cara yang tidak menakut-nakuti, memaksa, dan menyakiti mereka. Sehingga mereka bisa memahami apa yang anda inginkan dari mereka, dan mereka bisa menerima anda sebagai Boss Sapi di kelompok sapi-sapi anda tersebut.


Sumber: http://tonysapi.multiply.com

Saturday, May 29, 2010

Biogas Sapi dan Perlengkapannya

Ibu Sri Wahyuni adalah pemilik sekaligus tenaga ahli dari PT. Swen Inovasi Transfer. Beliau lulusan Peternakan IPB dan telah berpengalaman sebagai konsultan peternakan di berbagai propinsi.

PT. Swen Inovasi Transfer menyediakan semua perlengkapan untuk biogas termasuk genset, kompor, rice cooker, lampu dan storage bag. Biogas ini bisa dijual dalam kemasan storage bag tersebut. Selain itu, juga menawarkan teknik pengolahan pupuk dari endapan biogas. Pupuk yang dihasilkan adalah pupuk padat super organik dan pupuk organik cair.

Jika ingin menanyakan lebih detail tentang Biogas dan pengolahan pupuk organik , dapat menghubungi beliau di 081311200203 atau 08129353387.
Demikian, semoga bermanfaat.

Sunday, May 9, 2010

Sapi Simental




Sapi Simmental.1


Sapi Simmental.2




Sapi Simmental. 3







Sapi Simmental.4

Jenis - Jenis Sapi

Brahman Bull

Brahman Bull merupakan variasi dari sapi Brahman. Sapi ini berasal dari India dan merupakan binatang yg dianggap suci, namun dalam perkembangannya Brahman Bull banyak dikembangkan di Amerika. Sapi Brahman Bull yang ada di Indonesia berasal dari Amerika. Secara umum Brahman Bull relatif tahan terhadap penyakit dan mempunyai variasi wana kulit yang beragam dari yang berwarna putih, coklat sampai yang kehitaman, Brahman memiliki kualitas karkas yang bagus. Bobot jantan rata-rata 800 kg sedangkan bobot betina rata-rata 550 kg.




Brahman

Sapi ini berasal dari India dan merupakan binatang yg dianggap suci, namun dalam perkembangannya Brahman banyak dikembangkan di Amerika. Sapi Brahman yang ada di Indonesia berasal dari Amerika. Secara umum Brahman relatif tahan terhadap penyakit dan mempunyai variasi wana kulit yang beragam dari yang berwarna putih, coklat sampai yang kehitaman. Brahman memiliki kwalitas karkas yang bagus. Bobot jantan rata-rata 800 kg sedangkan bobot betina rata-rata 550 kg.




Angus

Angus merupakan sapi yang mempunyai tingkat kualitas karkas yang sangat bagus, serta mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan merupakan keturunan dari sapi Brahman. Sapi ini masuk ke Indonesia melalui Selandia Baru. Bobot rata rata pejantan angus 900 Kg, sedangkan bobot rata rata betinanya 700 kg. Sapi ini juga mempunyai tingkat produktivitas dalam berkembang biak yang sangat bagus, dimana betinannya mempunyai kemampuan yang sangat bagus untuk berkembang biak dan menyusui anaknya





DIAMOND LIMOUSINE
Merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis. Sapi jenis inilah yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan dengan harganya relatif mahal karena sapi ini mempunyai tingkat ADG yang tinggi.








FRIESIAN - HOLSTEIN
Fresian merupakan sapi penghasil susu yg paling utama di dunia. Sapi ini mempunyai produktivitas yang sangat baik.











BEEF MASTER
Beef master merupakan persilanagan antara sapi Brahman-Hereford-shorthorn yang dikembangkan pertama kali oleh Mr. Lasater. Kombinasi antara ketiga sapi diatas menghasilkan sapi yang superior.









SHORTHORN
Sapi ini dikembangkan di negara Inggris. Bobot jantan rata-rata 1100 kg sedangkan bobot betina rata-rata 850 kg dengan warna merah, putih, merah dan putih. Mempunyai bentuk putting susu yang baik dan produksi susunya pun baik. Anaknya kecil , namun akan tumbuh dengan cepat besar. Kualitas dagingnya baik. Berasal dari Inggris bagian Utara, sebagai sapi perah. Di eksport ke Amerika pertama kali pada tahun 1780. Disebut juga sebagai sapi jenis DURHAM.





Red Angus
Tidak bertanduk. Sangat mudah berkembang biak. Cepat dewasa. Kualitas dagingnya bagus. Hasil kawin silang antara sapi asli di Aberdeenshire ( Inggris ) dengan sapi asli dari Angus ( Skotlandia ). Pertama di eksport ke benua lain tahun 1873.






Analisa Sapi Bali

By Abrianto Wahyu Wibisono

analisa sapi bali


Ukuran tubuh sapi Bali ternyata sangat dipengaruhi oleh tempat hidupnya yang berkaitan dengan manajemen pemeliharaan di daerah pengembangan. Sebagai gambaran umum ukuran tubuh yang dilaporkan Pane (1990) dari empat lokasi berbeda (Bali, NTT, NTB dan Sulawesi selatan) diperoleh data sbb:

.

  • Tinggi gumba Jantan : 122-126 cm.
  • Tinggi gumba Betina : 105-114 cm.
  • Panjang badan Jantan : 125-142 cm.
  • Panjang badan Betina : 117-118 cm.
  • Lingkar dada Jantan : 180-185 cm.
  • Lingkar dada Betina : 158-160 cm
  • Tinggi panggul : 122 cm
  • Lebar dada: 44 cm
  • Dalam dada: 66 cm.
  • Lebar panggul : 37 cm
  • Berat sapi jantan : 450 kg.
  • Berat Sapi Betinanya: 300 – 400 kg.

Karakteristik reproduktif antara lain :

  • Fertilitas sapi Bali : 83 – 86 %, lebih tinggi dibandingkan sapi Eropa yang 60 %.
  • Periode kehamilan: 280 – 294 hari.
  • Persentase kebuntingan: 86,56 %.
  • Tingkat kematian kelahiran anak sapi : 3,65 %
  • Persentase kelahiran : 83,4 %.
  • Interval penyapihan: 15,48 – 16,28 bulan.
  • Umur dewasa kelamin betina : 18-24 bulan, kelamin jantan : 20-26 bulan (Payne dan Rollison, 1973; Pane, 1991).
  • Umur kawin pertama betina: 18-24 bulan, jantan: 23-28 bulan
  • Beranak pertama kali : 28-40 bulan dengan rataan 30 bulan (Sumbung et al., 1978; Davendra et al., 1973; Payne dan Rollinson, 1973).
  • Lama bunting : 285-286 hari (Darmadja dan Suteja, 1975).
  • Jarak beranak : 14-17 bulan (Darmadja dan Sutedja, 1976).
  • Persentase kebuntingan : 80-90%.
  • Persentase beranak : 70-85% (Pastika dan Darmadja, 1976; Pane, 1991).
  • Rata-rata siklus estrus : 18 hari, pada sapi betina dewasa muda berkisar antara 20 – 21 hari.
  • Sedangkan pada sapi betina yang lebih tua : 16-23 hari (Pane, 1979) selama 36 – 48 jam berahi dengan masa subur antara 18 – 27 jam (Pane 1979; Payne, 1971) dan menunjukkan birahi kembali setelah beranak antara 2-4 bulan (Pane, 1979).
  • Sapi Bali menunjukkan estrus musiman (seasonality of oestrus), pada Bulan Agustus – januari : 66%. Pada Bulan Mei – Oktober : 71%
  • Data dari kelahiran terjadi bulan Mei – Oktober,dengan sex ratio kelahiran jantan : betina sebesar 48,06% : 51,94% (Pastika dan Darmadja, 1976).
  • Persentase kematian sebelum dan sesudah disapih pada sapi Bali berturut-turut adalah 7,03% dan 3,59% (Darmadja dan Suteja, 1976).
  • Persentase kematian pada umur dewasa sebesar 2,7% (Sumbung et al., 1976).
  • Berat lahir sapi Bali anak betina sebesar 15,1 kg,dan 16,8 kg untuk anak jantan (Subandriyo et al., 1979)
  • Berat lahir sapi Bali pada pemeliharaan dengan mono kultur padi, pola tanam padi-palawija dan tegalan masing-masing sebesar 13,6, 16,8 dan 17,3 kg (Darmaja, 1980).
  • Berat sapih kisaran antara 64,4-97 kg (Talib et al., 2003), untuk sapih jantan sebesar 75-87,6 kg dan betina sebesar 72-77,9 kg (Darmesta dan Darmadja, 1976); 74,4 kg di Malaysia (Devendra et al., 1973); 82,8 kg pada pemeliharaan lahan sawah, 84,9 kg dengan pola tanam padi – palawija, 87,2 kg pada tegalan (Darmadja, 1980).
  • Berat umur setahun berkisar antara 99,2-129,7 kg (Talib et al., 2003) dimana sapi betina sebesar 121-133 kg dan jantan sebesar 133-146 kg (Lana et al., 1979).
  • Berat dewasa berkisar antara 211-303 kg untuk ternak betina dan 337-494 kg untuk ternak jantan (Talib et al., 2003).
  • Pertambahan bobot badan harian sampai umur 6 bulan sebesar 0,32-0,37 kg dan 0,28-0,33 kg masing-masing jantan dan betina (Subandriyo et al., 1979; Kirby, 1979).
  • Pertambahan bobot badan pada berbagai manajemen pemeliharaan antara lain pemeliharaan tradisional sebesar 0,23-0,27 kg (Nitis dan Mandrem, 1978); penggembalaan alam sebesar 0,36 kg (Sumbung et al., 1978); perbaikan padang rumput sebesar 0,25-0,42 kg (Nitis, 1976); pemeliharaan intensif sebesar 0,87 kg (Moran, 1978).

Sapi Bali memiliki sedikit lemak, kurang dari 4% (Payne dan Hodges, 1997) tetapi persentase karkasnya cukup tinggi berkisar antara 52-60% (Payne dan Rollinson, 1973) dengan perbandingan tulang dan daging sangat rendah; komposisi daging 69-71%, tulang 14-17% lemak 13-14% (Sukanten, 1991).

Analisa Sapi Madura

By Abrianto Wahyu Wibisono

analisa ternak sapi madura

Sapi Madura adalah sapi yang tergolong berukuran kecil. Bibit Sapi Madura yang baik adalah berwarna merah bata atau merah coklat dengan warna putih dengan batas tidak jelas pada pantat, tanduk kecil pendek mengarah keluar. Pada sapi jantan Sapi Madura, gumba berkembang dengan baik sedangkan sapi betina, gumba tidak tampak jelas. Tubuh kecil, kaki pendek.

Tinggi gumba pada sapi jantan kelas I minimal 121 cm, kelas II minimal 110 cm dan kelas III minimal 105 cm. Tinggi gumba sapi betina kelas I minimal 108 cm, kelas II minimal 105 cm, kelas III minimal 102 cm Bobot hidup berkisar 220-250 kg, dengan berat karkas berkisar 50,96%-51,72%.

Pertumbuhan Sapi Madura termasuk lambat dimana pada umur 3 – 4 tahun baru beranak pertama dengan berat mencapai 150 – 180 kg. Disamping itu calving rate hampir 75%, sehingga effisiensi reproduksi sangat rendah.

Sapi Madura mengalami pertumbuhan yang cepat pada umur 1 – 2,5 tahun. Pada umur ini zat gizi yang dikonsumsi digunakan untuk pertumbuhan daging sehingga bobot badan yang dihasilkan tinggi. (Parakkasi, 1995). Bila sapi digemukkan lebih dari umur 2,5 tahun, zat gizi digunakan untuk fungsi reproduksi sehingga bobot badan akhir yang dihasilkan menjadi rendah, dengan demikian pemeliharaan menjadi tidak efisien.

Selengkapnya.........

Bangsa dan Sifat Genetis Bibit Sapi Unggul

By Abrianto Wahyu Wibisono


Target utama Peternak sapi potong adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan peternakan yang dilakukannya. Keuntungan ini bisa didapatkan dari kenaikan berat Sapi potong serta kualitas daging yang dihasilkan.

Pada dasarnya semua bangsa dan tipe sapi dapat digemukkan. Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya peternak sudah dapat memperhitungkan hasil yang diperoleh (penjualan hasil ternak) dengan biaya yang dikeluarkan (pembelian bibit sapi, pakan, biaya operasional).

Secara umum, bibit sapi yang menguntungkan memang bibit sapi yang tingkat pertumbuhannya cepat, dagingnya baik dan berkualitas tinggi. Untuk mendapatkannya bukanlah hal yang mudah, peternak wajib memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan. Salah satu kriteria dalam pemilihan bibit sapi yang unggul adalah Bangsa dan sifat genetis sapi.

Setiap bangsa sapi memiliki sifat genetis yang berbeda-beda, baik mengenai dagingnya , ataupun kemampuan beradaptasi dengan lingkungan seperti penyesuaian iklim dan penyesuaian pakan.


Menurut teori, sapi-sapi yang unggul sebagai sapi pedaging adalah jenis : Hereford, Aberdeen angus, beefmaster,charolais, dsb, yang biasanya harus di-impor dari luar negeri. Sapi-sapi jenis ini dapat menghasilkan prosentase karkas lebih dari 60%. Sedangkan jenis lokal seperti sapi bali, madura,ongole, prosentase karkas selalu lebih rendah dari jenis-jenis sapi diatas.

Akan tetapi, pada prakteknya sapi-sapi jenis unggul ini tidak popular di kalangan peternak tradisional di Indonesia. Beternak sapi-sapi impor seringkali tidak dapat memenuhi target yang diharapkan. Pendapat ini memang ada benarnya, tetapi penyebab utamanya terkadang bukan karena bibit yang jelek, melainkan ketidaksesuaian iklim dimana sapi–sapi itu diternakkan, teknik pemeliharaan serta kualitas pakan yang rendah.

Perbedaan iklim antara daerah asal dengan lingkungan yang baru membuat sapi-sapi impor harus berjuang extra keras untuk beradaptasi yang akhirnya stress dan mempengaruhi pertumbuhan beratnya. Belum lagi masalah ketidaktahuan peternak tentang perbedaan perlakuan antara sapi impor dengan sapi lokal. Demikian juga dengan pakan yang diberikan, kualitasnya berbeda dengan pakan sehari-hari dikonsumsi sapi-sapi impor ini. Pada akhirnya, peternak tidak akan dapat menghasilkan keuntungan bahkan bisa merugi.


Selengkapnya........

KARKAS dan BAGIAN-BAGIANNYA

Karkas adalah bagian badan ternak yang telah disembelih, dikuliti, ... Perdagangan Indonesia, penggolongan daging sapi/kerbau menurut kelasnya adalah ... ...SELENGKAPNYA

KARAKTERISTIK TERNAK DAN KARKAS SAPI UNTUK KEBUTUHAN PASAR

Karkas sapi yang lebih jelas diantara kedua jenis pasar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pasar tradisional dan.....SELENGKAPNYA

SURVEY KARKAS SAPI POTONG Di RPH PENGGIRIAN KODYA SURABAYA

Karkas dan jeroan bersih inilah menggambarkan Produksi Daging di Suatu Wilayah. Karkas sapi adalah tubuh sapi sehat yang telah disembelih, utuh atau dibelah........selengkapnya

Thursday, May 6, 2010

TEKNIK SEDERHANA PEMELIHARAAN & PENGGEMUKAN SAPI

I. Pemilihan Bakalan:

a. Jantan

b. Usia 1.5 /2 th sudah poel (gigi rampas dua atau lebih)

c. Jenis sapi cross (silangan Indo-Luar),punuk tidak besar

d. Sehat & Quality

1. Selalu mengeluarkan liur dari mulut,bukan dari hidung

2. Tidak mencret, pantat tdk belepotan

3. Mata tidak sayu

4. Buntut kaku spt sapu lidi (nyeblak).

5. Bentuk bibir mulut rata cenderung melebar

6. Pangkal tanduk jangan yg melebar

7. Punggung rata, jangan melengkung

8. Badan Proporsional panjang dan lebar.

9. Posisi ke empat kaki siku seperti kaki meja

10. Tracak kokoh

e. Harga didasarkan harga berat karkas/hidup dengan berat 350 / 400 kg berathidup.


II. Pemeliharaan:

a. Lama pemeliharaan max 4 bulan

b. Sapi yang tidak lahap makan dlm waktu 2 minggu segera dijual (system sortir).

c. Mandi sekali pagi hari, dijemur jam antara 9.00 ? 12.00

d. Jika hujan tidak perlu mandi.

e. Kandang dikasih beratap fiber glass (sinar matahari dapat langsung masuk ke kandang)

f. Kandang pakai seng atau deklit yg bisa dibuka tutup, tanpa dinding.

g. Lantai bawah pakai Cone-Block miring +/- 10 derajat atau pakai karpet sapi.

h. Satu sapi satu slot, +/- 1.25 m x 2m

i. Lebar koridor pakan minim 2m untuk sapi berhadap-hadapan

j. Pengambilan telethong 2 kali sehari

k. Tempat telethong jauh dari kandang.

l. Kandang dengan sapi hadap barat-timur (berdasarkan tradisi nenek moyang).

m. Pakan, yang terdiri dari:

1. Komboran dan hijauan

2. Komboran dua kali sehari, jam 8.00 dan 16.00, setiap komboran terdiri dr:

i. Dedak 1 kg (800 rp/kg)

ii. Brand polar (dedak gandum) ½ kg (450 rp/kg)

iii. Ampas tahu basah 2kg (250 rp/kg)

iv. Ampas tempe ½ kg

v. Parutan telo afkir 3kg (400 rp/kg)

vi. Air tempe 5 ltr.

vii. Air 15 ltr. (kalau bisa dedak, brand polar, kulit kedelai dimasak)

3. Hijauan

a. Kering; jerami, tangkai padi (jangan sekali2 basah)

b. Difermentasi dengan caustic soda, soda ash, atau urea dicampur air. 1kg chemical dicampur dg air 100 ltr. Jerami ditumpuk 20 cm, di perciki dg air

chemical. 100 ltr untuk 1 ton jerami. Ditutup dg plastic supaya berkeringat

selama 2 minggu.

c. Buka diangin-angin

d. Hijauan basah dari rumput gajah.

e. Diberikan untuk malam hari saja, tdk perlu banyak2, untuk waktu makan 2

jam.

f. Sapi seneng rasa hambar dan manis.

g. Kulit kopi bisa untuk campuran komboran, 1 genggam per komboran bisa

menghilangkan bau teletong.

4. Obat2 an

a. Beri obat cacing waktu datang (tetrano xylamin 10%) cairan dicekokan

pakai suntikan 50 cc dg dosis 1 cc/20 kg. (contoh merk: Albex)

b. Antibiotik (Oxytetraciline) sesuai dosis, disuntikan ke pantat.

c. Nafsu makan (Custody dr Bayer) sesuai dosis suntikan ke pantat.

d. Obat luka (Gusanex) disemprotkan ke luka setelah dibersihkan dg alcohol.

e. Obat gomen (cabe + jahe + garam + kecap manis) tumbuk, diurutkan ke lidah

sapi.

*III. Pengolahan limbah untuk pupuk organik

*a. 1 Abu : 1 Grajen : 5 Telethong basah (banding volume)

b. Diamkan 2 minggu, terus dibolak-balik sampai 4 minggu dalam ruangan

terbuka sampai kering.

Kandang Sapi Menurut Umur

Kandang Pedet yang berusia 0 – 4 bulan:
Pedet harus dibuatkan kandang sendiri agar tidak bercampur dengan pedet atau sapi lainnya. Dapat pula dibuatkan penyekat atau penghalang antar kandang. Hal ini disebabkan pedet sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan pedet memiliki naluri menyusu sehingga jika disatukan dapat saling mngisap dan menjilat. Kandang pedet lazimnya dibuat dari bahan bambu atau kayu berukuran 95 x 150 x 130 cm.

Kandang Pedet Lepas Sapih (4 – 8 bulan):
Kandang yang diperlukan untuk pedet lepas sapih yang berusia 4 – 8 bulan berupa kandang sistem kelompok di dalam kandang koloni. Hal ini dimaksudkan agar sapi-sapi remaja lebih bebas bergerak sehingga tulang dan badannya kuat dan tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan. Karenanya tempat pakan, tempat minum dan tempat berteduh dibuat terpisah.

Kandang Sapi Dara (8 bulan – 2 tahun):
Kandang sapi dara dapat dibuat dengan sistem koloni agar memudahkan pengontrolan saat birahi. Namun jika kandang khusus sapi dara ini tidak ada, sapi dara dapat ditempatkan pada kandang sapi dewasa.

Kandang Sapi Dewasa atau Masa Produksi (lebih dari 2 tahun dan laktasi):
Sapi yang telah berproduksi dikelompokkan dalam satu kandang. Pangelompokkan ini sebaiknya berdasarkan tingkat produksi susu sehingga sapi yang berproduksi tinggi tidak bercampur dengan sapi yang produksinya rendah. Dengan pengelompokkan seperti ini manajemen atau tatalaksana pemberian pakan dapat dilakukan secara optimal.
Kandang sapi dewasa biasanya dibuat satu jajar dengan jumlah genap, karena satu bak air disediakan untuk 2 ekor sapi. Kandang per ekor sapi adalah panjangnya 180 – 200 cm, lebar 135 – 140 cm, lebar saluran kotoran 30 – 40 cm dan lebar tempat pakan 80 – 100 cm.

Kandang Sapi Kering Kandang:
Keberadaan kandang untuk sapi yang akan beranak atau kandang kering kandang sangat penting. Hal ini disebabkan karena sapi yang akan beranak memerlukan exercise atau latihan persipan melahirkan untuk merangsang kelahiran normal. Di kandang ini sapi tidak di perah susunya selama sekitar 2 bulan. Dengan demikian pakan yang dimakan hanya untuk kebutuhan anak yang berada dalam kandungan dan kebutuhan hidup dalam mempersiapkan kelahiran.

Menjaga Kesehatan Anak Sapi (Pedet)

Profit extra dari kesehatan pedet yang terjaga merupakan sesuatu yang benar karena semakin sehat pedet anda maka nantinya akan menghasilkan sapi dewasa siap jual dengan bobot dan kesehatan yang terjamin, sehingga profit dari penjualan bisa melambung.

Pacu kesehatan pedet sedini mungkin untuk mendapatkan kualitas dan berat sapi yang dikehendaki.

pedet 1 Profit Extra dari Kesehatan Pedet yang terjaga

Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Selama 3-4 hari setelah lahir pedet harus mendapatkan kolostrum dari induknya, karena pedet belum mempunyai anti bodi untuk resistensi terhadap penyakit. Setelah dipisahkan dari induk sapi, barulah pedet dilatih mengkonsumsi suplemen makanan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhanya optimal.

Pada umumnya penyakit-penyakit pada anak sapi disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau karena tata laksana pemberian pakan (manajemen pakan) yang kurang baik. Biasanya penyakit yang sering menyerang anak sapi adalah septikemia akut, salesma dan radang paru-paru.

pedet 2 300x230 Profit Extra dari Kesehatan Pedet yang terjaga

Beberapa cara penting yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada anak sapi adalah sebagai berikut:

  1. Memberi pakan yang cukup kepada induk sapi yang bunting agar menghasilkan anak sapi yang sehat.
  2. Anak sapi yang baru lahir harus mendapat susu kolostrum yang cukup, apling sedikit selama 3 hari.
  3. Tali pusar anak sapi setelah lahir harus segera diolesi yodium tincture.
  4. Anak sapi harus ditempatkan dalam lingkungan kandang yang bersih, kering, dan bebas dari lingkungan yang lembab.
  5. Susu yang diberikan harus sesuai dengan jumlah yang diperlukan dan tidak boleh lebih dari 10% bobot badan anak sapi.
  6. Suhu susu yang diberikan harus tetap dari hari ke hari, yaitu 38 ÂșC.
  7. Kebersihan ember tempat minum dan pakan sapi harus dijaga.
  8. Penambahan antibiotik ke dalam susu anak sapi atau pakan konsentratnya dapat mencegah penyakit.
  9. Anak sapi yang sakit harus disingkirkan atau dipisahkan dari anak sapi yang lainnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit.

Penyakit dapat dicegah jika kesehatan dan pertumbuhan pedet dapat dioptimalisasi, salah satu caranya adalah memberikan suplemen tambahan seperti susu berikut ini :

CIMG3160 225x300 Profit Extra dari Kesehatan Pedet yang terjaga

Susu tambahan atau susu pengganti

Susu ini adalah racikan dari Drh.Jatmiko dari Sleman, Jogjakarta. Pembuatannya diilhami dari seringnya Drh.Jatmiko berhadapan dengan pasien pasien nya, salah satunya adalah pedet . Campuran yang terkandung dalam susu ini disesuaikan berdasarkan pengalaman Drh.Jatmiko di lapangan dalam menangani berbagai masalah kesehatan yang timbul pada pedet . Tentunya anda tidak perlu kuatir lagi mengenai kualitasnya, karena sudah banyak pedet yang yang menjadi pasien nya menjadi semakin sehat wal afiat lebih dari keadaan sebelumnya.

Susu tersebut dapat diberikan kepada pedet atau dijadikan susu tambahan, bahan dasar pembuatan susu ini terdiri atas susu full cream, growth promotor dan Asam amino

Asam Amino pembangun protein tubuh yang harus berasal dari asupan gizi yang bersumber dari makanan dan minuman, atau tidak dapat dibentuk di dalam tubuh. Kelengkapan komposisi asam amino esensial merupakan parameter penting penciri kualitas protein.

Growth promotor berfungsi sebagai Bahan tambahan yang digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan efisiensi pakan pada pemeliharan ternak intensif. Biasa ditambahkan lewat pakan.

Cara penggunaan susu ini adalah dengan komposisi satu bungkus atau 500gr dicampur dengan 5 liter air. Kemudian diberikan kepada pedet.

Kesehatan pedet yang baik akan memacu tingkat pertumbuhan yang dikehendaki, akansedini mungkin menolak penyakit yang mungkin timbul. Akhirnya akan didapat profit yang lebih dari cukup ketika sapi yang kita punyai sudah masuk dalam masa jual.

BAHAYA UREA UNTUK TERNAK

Oleh : Dinoto
Pegawai di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu

Tahun 1980-an, ketika pemerintah mengimpor sapi perah secara besar-besaran, negeri
subur makmur gemah ripah loh jinawi ini pun merasa kekurangan rumput berkualitas. Alternatif
termudah yang ditempuh saat itu adalah “meningkatkan” kualitas jerami padi yang secara
kuantitas ketersediaannya tidak pernah kekurangan, dengan teknologi yang dikenal sebagai
urease ataupun amoniase.
Penulis lebih memilih istilah urease karena di Indonesia, untuk melakukan amoniase pun
cara mendapatkan amoniak yang paling mudah adalah dengan memperlakukan panas dan
tekanan tertentu terhadap larutan urea sebagaimana ditemukan nutrisionis Jerman Bergner
(1974) ataupun yang dilakukan Van der Merme (1976) di Afrika Selatan.
Urease yang diperkenalkan merupakan proses pengolahan jerami padi menjadi hijauan
berkualitas untuk pakan sapi perah dengan menggunakan urea (yang oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia hanya digunakan untuk tanaman). Urea dicampur air dengan
perbandingan tertentu, disiramkan ke jerami yang sudah disusun kemudian ditutup plastik kedap
udara selama waktu tertentu (metode Dolberg, 1981). Alternatif lain adalah dengan memberi
panas dan tekanan tertentu sehingga larutan urea menguapkan gas amoniak, uapnya yang
berbau sengak diserap oleh tumpukan jerami padi di sekelilngnya. Proses ini dilakukan dalam
kontainer kedap udara (metode yang dilakukan Bergner dan Van der Merme serta diperbaiki
pada tahun 1981 oleh Coredesse).
Peternak sapi perah pun dibekali ilmu “ghaib” untuk menyulap jerami padi yang semula
hanya hangus dibakar di pesawahan menjadi pengganti rumput hijau yang semakin sulit
diperoleh. Tidak lupa kontainer pun dikirimkan kepada koperasi peternak sapi perah. Dengan
berbagai upaya tersebut, kiranya pemerintah makin optimis bahwa dalam beberapa tahun
setelah itu imbangan antara susu impor dan produk dalam negeri mencapai 50 : 50.
Para peternak sapi perah sangat antusias mempraktekan ilmu barunya. Pakan hijauan
tidak akan ada masalah lagi ketersediaannya sepanjang musim. Namun, ketika hijauan
berkualitas hasil urease ini diberikan kepada sapi yang sedang laktasi maka produksi susunya
tiba-tiba berkurang. Makin hari makin sedikit sampai beberapa dinataranya harus berhenti
sebelum masa kering tiba.
Jerami padi berkualitas tinggi juga dengan bangga mereka diberikan kepada sapi jantan
yang sedang digemukan (fattening). Sapi-sapi jantan FH yang sedang dalam proses akhir
pemeliharaan penggemukan pun beberapa diantaranya menemui ajal setelah beberapa hari
urinenya kuning kemerahan sampai benar-benar keluar darah segar.

H. Abdoeri (almarhum) yang waktu itu menjabat sebagai ketua GKSI Cirebon pun
segera menghentikan penerapan teknologi baru tersebut. Urease ternyata tidak seindah hasil
penelitian Dr. Ir. Abdel Komar di Perancis. Bagusnya kesimpulan hasil riset di laboratorium
ternyata berakibat fatal setelah diterapkan begitu saja di lapangan.
Atep, seorang peternak sapi perah di Desa Sukasari Kecamatan Pangalengan pun
mengalami nasib serupa. Pada awal tahun 1990-an, anggota KPBS tersebut hanya bisa
mengurut dada ketika beberapa ekor sapi laktasi andalannnya tiba-tiba produksi susunya turun
drastis. Salah satunya bahkan sakit-sakitan dan terpaksa ditolong Pak Jagal. Saat itu, sapi
perahnya mendapatkan awetan hijauan berprotein tinggi, silase jagung yang dibuat dengan
tambahan larutan urea.
Kejadian belum lama pun terjadi di peternakan domba milik pesantren, Peternakan
Domba Al-Mustaghfirun Desa Jatimulya Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu. Lebih dari 35
% domba yang dipeliharanya terkapar secara bertahap setelah penggunaan UMB selama 2 – 6
bulan, 75 ekor harus menemui ajal dari total populasi 200 ekor. Ahmad Syifa, teknisi yang
menangani peternakan tersebut mengatakan bahwa gejala yang muncul diare akut, bahkan
disertai dengan perdarahan. Kalau sudah demikian, maka paling lambat 4 hari kemudian harus
dikebumikan di liang lahat masal.
Jauh-jauh sebelum praktek-praktek mematikan itu berlangsung menelan banyak korban,
para mahasiswa Fakultas Peternakan IPB selalu mendapat perhatian agar terjebak dalam
masalah karena tertipu oleh nutrisi semu. Hasil penelitian laboratorium, selalu dan akan selalu
menghasilkan adanya perbaikan nitrisi terhadap bahan makanan ternak yang diberi larutan urea.
Protein, nutrisi terpenting dan relatif mahal ini menjadi begitu murah dan mudah didapat
dengan pemberian urea. Bahan pakan pun secara laboratorium menunjukkan berbagai
perbaikan. Serat kasar yang sulit dicerna rumen pun menjadi lebih bisa bermanfaat setelah
melalui proses urease.
Hasil penelitian pengolahan jerami padi IR 38 dengan pemberian urea 4 % bukan hanya
meningkatkan protein kasar secara drastis tetapi juga meningkatkan daya cernanya 50 % lebih
baik, serat kasar bahkan menunjukan perbaikan daya cernanya lebih dari itu. Perbaikan juga
terjadi pada daya cerna bahan kering dan bahan organik. (Komar, A, 1984 : 51).
Sekali lagi, mahasiswa mendapatkan amanat yang harus dipegang teguh bahwa
sekalipun hasil kerja di laboratorium menunjukkan berbagai keindahan tetapi harus hati-hati
dalam penerapannya di lapangan. Penggunaan protein semu tersebut telah menunjukkan
berbagai bahaya. Misalnya, sapi laktasi tiba-tiba turun drastis produksinya, menyebabkan
kemandulan, dan lain-lainnya. Masalah sosial-budaya peternak yang tidak setinggi manusia
laboratorium memperparah keadaan, angka kematian tidak dapat dihindarkan.

Sejalan dengan bekal dari Kampus Rakyat, seorang nutrisionit dari Kansas University,
Profesor Keith Bolsen, pada awal tahun 1990-an mengatakan bahwa, “Penggunaan urea untuk
ternak, dengan metode dan cara apapun, lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya.”
Bila ditarik garis merah ke masa lalu, Penulis menemukan sebuah buku kecil yang
sangat berharga tentang penggunaan urea pada peternakan di Amerika Serikat. Tidak
tanggung-tanggung, terbitan 1918, sama dengan terjadinya Perang Dunia Pertama. Ternyata,
sejak awal abad ke-20 atau bahkan abad sebelumnya, urea sudah lazim digunakan disana
sebagai bagian penting dalam proses pengawetan hijauan, khususnya silase.
Buku kuno itu menjelaskan tentang berbagai aplikasi pengunaan urea dalam berbagai
kadar terhadap berat badan sapi potong penggemukan. Juga terdapat berbagai informasi lain
yang masih mengagungkan penghematan biaya produksi yang diperoleh dengan pemberian hasil
urease ini.
Dikaitkan dengan pendapat Profesor Keith Bolsen di atas, maka diantara awal abad dan
menjelang akhir abad ke-20 ini tentu ada perkembangan hasil penelitian dan penerepan
penggunaan urea dalam pakan ternak di Negeri Paman Sam. Dapat dipastikan bahwa
perkembangannya negatif, oleh karena itu di sana tidak lagi disarankan.
Ironisnya, banyak ahli nutrisi Indonesia, yang menggembar-gemborkan kehebatan urea
sebagai sumber nutrisi dan bahkan bisa memperbaiki nutrisi pakan ternak. Para ahli lulusan
dalam dan luar negeri itu tetap pada pendiriannya sekalipun di hadapan matanya banyak korban
bergelimpangan. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa ternak yang meregang nyawa tesebut
adalah efek negatif dari formula yang di benaknya akan melejitkan pertumbuhan dan produksi
ternak yang mengkonsumsinya. Kejadian ini bukan hanya terjadi pada ternak milik masyarakat
awan tetapi juga terjadi di berbagai balai penelitian yang semestinya menjadi tempat berguru
masyarakat dan praktisi serta ahli.

Bahan Bacaan :
Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian
Grahita Indonesia. Bandung

Harga Sapi Merosot


Impor Daging Tidak Terkendali

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:15 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah dinilai tidak mampu mengelola impor daging sapi. Akibatnya, di dalam negeri terjadi kekacauan dalam struktur perdagangan daging dan sapi potong. Saat ini harga sapi potong di pasar dalam negeri anjlok. Harga sapi potong merosot sampai Rp 1,7 juta per ekor.

Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf, Rabu (5/5) di Bandung, Jabar, harga sapi potong dalam negeri anjlok dampak dari tidak terkendalinya impor daging sapi.

Dia menjelaskan, realisasi impor daging sapi sulit untuk diketahui dengan pasti karena data impor yang ada berbeda-beda. ”Padahal, data impor itu yang menjadi basis kebijakan tata niaga sapi potong dan daging sapi di dalam negeri. Data yang berbeda-beda membuat konstelasi perdagangan sapi potong dalam negeri kacau,” ujar dia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diambil berdasarkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyebutkan, impor daging sapi tahun 2009 mencapai 110.245,6 ton atau senilai 266,5 juta dollar AS.

Padahal, menurut data realisasi impor yang ada di Kementerian Pertanian hanya 74.700 ton. Dengan demikian, antara data BPS dan data Kementerian Pertanian terdapat selisih data impor sebesar 35.545,6 ton.

Perbedaan data impor BPS dan Kementerian Pertanian juga terjadi 2007 dan 2008. Kementerian Pertanian menyatakan impor daging sapi 2007 sebanyak 64.000 ton, sedangkan data BPS 79.510 ton. Tahun 2008 versi Kementerian Pertanian menyebutkan 70.100 ton, BPS 91.642 ton.

Padahal, data impor daging sapi Kementerian Pertanian menjadi basis pengambilan kebijakan tata niaga daging sapi. Data Kementerian Pertanian juga dipakai untuk merancang cetak biru (blue print) Program Swasembada Daging Sapi 2014.

Ketua Umum PPSKI Teguh Boediyana menegaskan, ia lebih percaya data BPS. Alasannya, data BPS diambil dari PIB, yang memungkinkan semua lalu lintas impor daging sapi terpantau.

”Selama ini pemerintah hanya memerhatikan masalah populasi sapi, tidak memperhitungkan secara cermat kelebihan impor daging yang berdampak pada penurunan harga sapi potong dalam negeri,” kata Teguh.

Menurut Direktur Budidaya Ternak Ruminansia Kementerian Pertanian Fauzi Luthan, penurunan harga sapi potong terjadi sejak awal 2010, dari Rp 25.000 menjadi Rp 20.000 per kilogram sapi hidup. Jika berat sapi potong rata-rata 350 kg, terjadi penurunan harga Rp 1,7 juta per ekor.

”Ini karena pasokan daging sapi melebihi kebutuhan. Tidak ada yang mau beli sapi potong. Mau dijual ke mana sapi mereka (peternak),” kata Fauzi.

Pemerintah, lanjut Fauzi, telah melakukan upaya mengangkat kembali harga sapi potong dengan membatasi impor sapi bakalan. Dengan ini diharapkan harga sapi potong kembali naik.

Rochadi menegaskan, kebijakan membatasi impor sapi bakalan dan membiarkan impor daging sapi adalah keliru.

Menurut Ketua Asosiasi Importir Sapi Thomas Sembiring, turunnya harga sapi potong bisa karena daya beli masyarakat turun. Apalagi, tingkat konsumsi daging sapi di Indonesia relatif rendah, hanya 2,7 kg per kapita per tahun. Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia di urutan ke-14 terbawah dalam konsumsi daging sapi. (MAS)