Friday, November 4, 2011

AMPAS JAGUNG DARI PABRIK ETHANOL / DDGS UNTUK PAKAN TERNAK SAPI

DDGS (DRIED DISTILLER GRAIN SOLUBLES) adalah hasil samping dari pabrik pembuat alkohol (ethanol) . Setelah karbohidrat yang terkandung dalam biji-bijian difermentasi menjadi alkohol dan dipisahkan dari bahan yang lainya, selanjutnya bahan lain tersebut diproses lebih lanjut menjadi DDGS. Sehingga kandungan protein dan minyak dalam biji-bijian masih banyak tertinggal dalam DDGS yang kadarnya berturut-turut mencapai sekitar 27% dan 10% . Jadi DDGS juga merupakan sumber energi yang potensial dalam tambahan pakan ternak. Selain itu DDGS juga banyak mengandung Fospor yang sangat diperlukan sapi dalam memproduksi susu.

DDGS adalah produk sampingan dari industri ethanol. DDGS sendiri diambil dari singkatan Dried Distillers grains with soluble, produk ini didapatkan dari proses pembuatan ethanol, yang hanya menggunakan sari pati jagung dan sorgum biji – bijian, sedangkan nutrisi yang tersisa seperti serat, protein, dan minyak, merupakan produk sampingan bernutrisi tinggi yang digunakan untuk memproduksi pakan ternak yang kini kita kenal dengan DDGS.

ddgs.jpg

DDGS sangat dihargai dalam industri pakan ternak, baik ternak ruminansia maupun unggas. Kenapa? Karena keunggulan yang dimiliki tentunya. DDGS kaya akan saripati biji – bijian, protein ragi sisa, energi, mineral dan vitamin.


Disamping itu, DDGS merupakan protein yang dapat dicerna dengan mudah, dan merupakan sumber energi yang baik untuk ternak sapi, dapat dimasukkan sebanyak 20 – 30 % rasio campuran pakan ternak kering (belum termasuk air). DDGS juga bisa digunakan untuk pakan unggas dan pakan ternak ruminansia, dan merupakan pakan sapi yang bernilai tinggi baik untuk ternak penghasil susu, atau penghasil daging. Bahkan di Amerika utara, lebih dari 80% dari DDGS yang tersedia, digunakan dalam pakan ruminansia. Hal ini menunjukkan bahwa, penggunaan DDGS dalam pakan ternak, terbukti memiliki keunggulan.
Hal ini tentu sangat berpengaruh bagi para peternak yang kesulitan mendapatkan jagung impor dengan harga terjangkau, terutama karena penggunaan komoditas jagung yang kini makin bergeser untuk produksi ethanol, disamping karena kendala yang dihadapi karena terhambatnya distribusi jagung lokal. Karena pergeseran penggunaan komoditas jagung ini, sudah dipastikan produksi DDGS sebagai produk sampingan dari pembuatan ethanol, juga akan melimpah ruah. Namun, kepercayaan peternak di Indonesia, sepertinya harus dipupuk untuk mulai memeprtimbangkan DDGS sebagai pakan ternak, selain karena penggunaannya yang tidak berbahaya, kandungan nutrisi didalamnya juga patut dipertimbangkan. Dengan lancarnya distribusi DDGS, diharapkan industri ternak di Indonesia mampu berkembang pesat.

No comments: