Friday, July 10, 2009

PROPOSAL INVESTASI PENGGEMUKAN SAPI

KELOMPOK TERNAK “AGROMANDIRI”

PUNDUNG DK. V RT. 18/09 DESA BANARAN, BROSOT, KULON PROGO, DI YOGYAKARTA

PROPOSAL INVESTASI PENGGEMUKAN SAPI

DISIAPKAN OLEH : CATUR PRASETYO

TANGGAL 01 JUNI 2009



PENDAHULUAN

Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 220 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 kg/orang /tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.

Jika saja terjadi peningkatan populasi penduduk 2% per tahun dan eningkatan populasi sapi di dalam negeri sekitar 14% per tahun dengan kemampuan konsumsi daging (sapi) masyarakat hanya naik 1 gram/kapita/hari, di mana kondisi ini pun masih di bawah norma gizi. Maka dibutuhkan daging sekira 1.265,8 ton/hari identik dengan 10.548 ekor sapi yang harus dipotong per hari atau 3,85 juta ekor per tahun. Jika saja 50% penduduk Indonesia tidak mampu membeli daging sapi artinya sekira 100 juta orang masih memerlukan dan mampu membeli daging (Rohadi Thawaf, UNPAD).

Data ini menunjukkan kepada kita betapa negeri tercinta ini merupakan pasar yang sangat potensial, perlu dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi ternak di dalam negeri.

PROGRAM INTENSIF PENGGEMUKAN SAPI

Dikarenakan masih sangat besarnya potensi peternakan sapi di Indonesia, maka kami Kelompok Ternak “Agromandiri” telah mulai merintis usaha penggemukan sapi secara lebih modern yang berlokasi di Pundung Dk. V Rt. 18/09 Desa Banaran, Brosot, Kulon Progo, Di Yogyakarta. Adapun pengurus Kelompok Ternak “Agromandiri” teridri dari :

1. Aldio Krisarto S. Hut : Ketua Kelompok

2. Catur Prasetyo : Bendahara Kelompok

3. M. Wawan Dwiantoro : Penanggung Jawab Kandang

TEKNOLOGI PENGGEMUKAN SAPI

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak tradisional dalam peternakan sapi adalah produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah satu factor penyebab rendahnya produktivitas adalah pemilihan paka ternak yang tidak sesuai dengan system penggemukan sapi modern.

Para petani tradisional terbiasa menggunakan jerami dan hijau-hijauan sebagai makanan pokok untuk ternak sapi. Sedangkan untuk penggemukan sapi agar lebih intensif dan produktifitas menjadi tinggi maka makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi sangat diperlukan.

Kendala makanan ternak tersebut kami atasi dengan penggunaan konsentrat sapi yang telah diuji coba dengan hasil yang sangat baik di daerah Klaten, Jawa Tengah. Konsentrat tersebut terdiri dari konsentrat kering dan konsentrat basah yang diberikan sebanyak 2% dari berat tubuh sapi. Selain konsentrat sebagai makanan pokok ditambahkan pula jerami yang telah difermentasi dan singkong sebagai tambahan karbohidrat untuk ternak sapi.

Dengan menggunakan pola makanan tersebut, dapat diperkirakan kenaikan rata-rata berat badan sapi per ekor adalah sebesar 2 kg/ekor/hari.

FOTO KANDANG TERNAK

Kapasitas Kandang 30 ekor sapi



Tempat Makan

Bak Penampungan Kotoran



KONSEP USAHA

Konsep dari usaha penggemukan sapi ini adalah bagi hasil/syariah yang melibatkan pemilik modal dan kelompok ternak selaku pengelola. Bagi hasil dari usaha ini adalah :

- Pemilik modal : 50 %

- Kelompok ternak : 50%

HAK DAN KEWAJIBAN

1.

Pemilik modal


Memberikan dana sebagai modal untuk pembelian ternak sapi dan pembelian pakan untuk sapi selama periode produksi.



2.

Kelompok ternak


- Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari di peternakan

- Memberikan formula pakan yang tepat

- Memberikan pengawasan dalam pemeliharaan sapi

- Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan ternak

- Melakukan pencatatan dan evaluasi terhadap ternak yang dikelola

- Memberikan laporan tertulis kepada investor paling lambat tanggal 10 tiap bulan

- Bertanggung jawab akan kebersihan kandang

- Memberikan pakan

- Melaporkan jika ada ternak yang sakit

- Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesehatan ternak

- Bertanggung jawab atas pelaporan penggunaan dana kepada pemilik modal



ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI

Spesifikasi :

  1. Harga per ekor sapi : Rp. 10.000.000,-
  2. Masa pemeliharaan : 100 hari (1 tahun +/- 4 kali panen)
  3. Kenaikan berat sapi : 2 kg / ekor / hari
  4. Jumlah sapi : 30 ekor
  5. Harga daging : Rp. 23.000.000
  6. Kebutuhan pakan : Rp. 20.000,- / ekor / hari

A.

Kebutuhan Modal




- Pembelian sapi

- Pakan 100 hari

30 x Rp. 10.000.000

100 x 30 x Rp. 20.000

Rp. 300.000.000

Rp. 60.000.000


TOTAL MODAL


Rp. 360.000.000

B.

Laba Kotor




- 100 hari x 2 kg x 30 x Rp. 23.000


Rp. 138.000.000

C.

Biaya Operasional




- Biaya pakan

Rp. 60.000.000



TOTAL BIAYA


Rp. 60.000.000

D.

Laba Bersih


Rp. 78.000.000


ILUSTRASI KASUS

Pak Ahmad berencana menitipkan sapi ke Kelompok Ternak “Agromandiri”. Pertanyaanya berapa modal yang harus disiapkan Pak Ahmad dan berapa perkiraan bagi hasilnya?

A.

Kebutuhan Modal




- Pembelian sapi

- Pakan 100 hari

1x Rp. 10.000.000

100 x 1 x Rp. 20.000

Rp. 10.000.000

Rp. 2.000.000


TOTAL MODAL


Rp. 12.000.000

B.

Laba Kotor




- 100 hari x 2 kg x 1 x Rp. 23.000


Rp. 4.600.000

C.

Biaya Operasional




- Biaya pakan

Rp. 2.000.000



TOTAL BIAYA


Rp. 2.000.000

D.

Laba Bersih


Rp. 2.600.000

E.

Bagi Hasil

- Pak Ahmad

- Kelompok Ternak

50 % X Rp. 2.600.000

50 % X Rp. 2.600.000

Rp. 1.300.000

Rp. 1.300.000

Jadi modal yang dibutuhkan oleh Pak Ahmad untuk investasi 1 ekor sapi adalah sebesar Rp. 12.000.000 dan bagi hasil per periode adalah sebesar Rp. 1.300.000 atau Rp. 5.200.000 setahun (1 tahun +/- 4 kali panen)

KETERANGAN LAINNYA

1. Apabila terdapat sapi yang sakit maka semua biaya perawatan selama sakit menjadi tanggung jawab pengelola program, dan apabila sapi tersebut atas nasihat dari dokter diharuskan dijual maka atas kerugiannya ditanggung bersama antara investor dan pengelola program yaitu sebesar 50% : 50%.

2. Apabila terdapat sapi yang mati, maka atas kerugian tersebut ditanggung bersama oleh investor dan pengelola program sebesar 50% : 50%

6 comments:

emha_ramdani said...

Dear Pak S.Sanuri,
saya tertarik untuk serius investasi sapi. sebagai pemula saya ingin mencoba inves 1 sapi dulu..nanti kalau memang sukses bisa tambah.
tolong dikirimkan proposal dan skema bagi hasil ke email saya di bawah.

Q: bagaimana bila saya sebagai investor tinggal di luar jawa? apakah masih memungkinkan?

Q: dalam ilustrasi kasus apakah memang benar harga sapi anakan 10000000? tipe sapi apakah yang ditawarkan? adakah tipe lain yang lebih murah?

Trims,
Ramdani
(emha_ramdani@plasa.com)
(emha.ramdani@google.com)

ketut sutawijaya said...

Pak, di ilustrasi kasus, Pak Ahmad telah menyerahkan 12 juta (10 juta harga sapi dan 2 juta harga pakan). Tapi koq di bagian C "biaya operasional" muncul lagi Biaya Pakan sebesar 2 juta. Itu seperti apa penjelasannya, pak? Mohon pencerahannya.

sol said...

aku tertarik nih bwt invest sapi..

klo mau nanya2 lebih dmna?

S.Sanuri said...

Pak Emha,

Maaf pak saya tidak ikut mengembangkan program diatas, tetapi teman saya. Saya mengelola kepunyaan sendiri.

Tinggal dimanapun tidak menjadi masalah, yang penting saling bisa menjaga amanah dan dapat dipercaya.

Harga dipilih yang 10 jt karena sapi dengan harga tersebut mempunyai peluang untuk digemukkan lebih baik dan lebih cepat, sehingga lebih menguntungkan jika dikerjakan dalam waktu 3-4 bulan.

Untuk harga bisa diskusikan lebih baik, saya kira semuanya tidak kaku.

Sekian dan terima kasih.

S.Sanuri said...

Pak Kunang ..

Yang tetap diserahkan adalah hanya 12jt. 10 jt untuk beli sapi dan 2jt unruk operasional pakan. Diakhir perhitungan yang 2jt akan dikembalikan dan keuntungan dihitung dari hasil penjualan sapi setelah dikurangi biaya pakan yang 2jt tadi.

Demikian semoga dapat membantu menjelaskan. Terima kasih.

S.Sanuri said...

Pak Faisal,

Bapak bisa tanya via email atau ikut bergabung di millist para peternak sapi di: ternak-sapi@yahoogroups.com
Terima kasih.